Kekerabatan Sikap Tawadhu Dengan Pengertian Bahan Aqidah Budbahasa

ABSTRAK

Malik, Abdul. 2010. Hubungan sikap Tawadhu’ dengan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan . Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga .Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata kunci: sikap tawadhu’ dengan pemahaman bahan doktrin budbahasa. 

Penelitian ini memberikan pentingnya sikap tawadhu’. Pertanyaan yang ingin dijawab lewat penelitian ini ; 1) Mengetahui sikap tawadhu’ pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. 2) Mengetahui pemahaman materi Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. 3) Menguji adanya relasi antara perilaku tawadhu’ dengan pemahaman bahan Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011 Penelitian ini memakai metode pendekatan Kuantitatif Korelasional. Subyek penelitian sebanyak 42 responden, menggunakan teknik observasi populasi dan sampel. Pengumpulan data menggunakan angket. 
 
Data penelitian yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap Tawadhu’ dengan pemahaman materi Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. ditunjukkan pada taraf signifikasi 95 % menunjukkan bahwa lebih besar dari r tabel yaitu 0,551 > 0,304. Begitu pula pada taraf 99 % menunjukan lebih besar dari r table yaitu 0,551 > 0,393. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan akan menjadi bahan gosip dan masukan bagi para civitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua yang memerlukan di lingkungan STAIN Salatiga. 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adat ialah pendidikan yang sungguh penting di berikan terhadap anak-anak oleh orang tua dengan tujuan biar anak dapat mengenali, mengetahui, dan meyakini ajaran Islam serta mampu membentuk dan mengamalkan ke dalam tingkah laris yang bagus dan menjadi orang yang tawadhu’. sikap tawadhu’ itu dapat mengangkat martabat orang yang melakukanya “ (T Ibrahim, 2009: 106).
perilaku tawadhu’ (T.Ibrahim, 2009: 106 ) ialah perintah dari Allah SWT mirip yang terdapat pada surat Al-Isro’ ayat 24 :

“Dan rendahkanlah dirimu kepada mereka berdua dengan penuh     kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik saya waktu kecil”

Sedangkan secara substansial bahan aqidah adab bermaksud untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan akseptor ajar yang diwujudkan dalam akhlaknya, lewat tunjangan wawasan,pengamalan serta pengalaman tentang aqidah dan adab,  sehingga menjadi muslim yang terus meningkat keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalm kehidupan langsung, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (T. Ibrahim, 2009: 238). Selain itu pendidikan aqidah budpekerti memiliki bantuan dalam menawarkan motivasi kepada akseptor asuh nilai-nilai akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana Rasulullah diutus oleh Allah semata-mata untuk menyempurnakan etika. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :

“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri acuan yang bagus bagimu (adalah) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan beliau banyak menyebut Allah”.
                                         
Penulis melihat bahwa dalam kehidupan sehari-hari yang kian modern dan pluralistik sudah menunjukkan warna yang bermacam-macam dalam banyak sekali sisi. Perubahan tersebut bukan cuma pada bidang teknologi saja, namun yang berbahaya cara berfikirpun berubah rasionalisme, individualisme, sekulerisme, materialisme, serta metode pendidikan modern secara hakiki mengganti lingkungan budaya dan rohani di Indonesia, bahkan yang sangat dinikmati ialah rusaknya moral, budbahasa adat sikap manusia, yang hasilnya memicu kerusakan bangsa ini. Secara spesifik bahwa nilai-nilai ketawadhu’an telah mulai pudar dan bahkan sudah hilang, walaupun tawadhu’ itu ada, banyak salah penempatan sehingga terkesan bahwa yang tawadhu’ itu takut dirinya rendah.
Sesungguhnya demikian jika dalam kamus bahasa arab itu tawadhu’ berasal dari kata ( تواضع -  اتضع ) yang mempunyai arti (merendahkan diri, rendah hati). Selain itu ada kata lain (وضع) yang artinya “kawasan, letak ” (Muhamad Yunus, 1992: 105).
Dengan demikian tawadhu’ itu merendahkan diri kepada Guru atau yang telah memberi Ilmu terhadap kita. Kriteria kesuksesan pengertian materi aqidah etika antara lain sikap tawadhu’, realitas di lapangan gres sedikit  ditemukan siswa yang mempunyai perilaku tawadhu’. Pandangan lazim menyatakan bahwa ketidakberhasilan pemahaman materi aqidah budbahasa di MTs Yasin Wates sebab aspek alokasi waktu yang sangat singkat yakni dua jam pelajaran dalam tiap minggunya. Pandangan tersebut masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui penilain kesinambungan yang mencakup aneka macam faktor terkait di dalamnya. Sehubungan dengan di atas maka penulis ingin meneliti mengenai :
"HUBUNGAN SIKAP TAWADHU’ DENGAN PEMAHAMAN  MATERI AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII MTs YASIN WATES  TAHUN PELAJARAN  2010/2011".

B.  Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang persoalan di atas, masalah observasi  yang ingin di ungkap yaitu selaku berikut :
  1. Bagaimanakah sikap tawadhu’ pada siswa kelas  VIII MTs Yasin Wates Tahun Pelajaran 2010/2011.
  2. Bagaimanakah pemahaman bahan aqidah akhlak pada siswa kelas  VIII MTs Yasin Wates Tahun Pelajaran 2010/2011.  
  3. Adakah hubungan antara sikap tawadhu’ dengan pengertian bahan aqidah adab pada siswa kelas  VIII MTs Yasin Wates Tahun Pelajaran 2010/2011.  
C.  Tujuan Penelitian
Agar mampu memberikan  citra kongkrit serta arah yang terperinci dalam observasi ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin diraih yaitu untuk :
  1. Mengetahui sikap tawadhu’ pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Tahun Pelajaran 2010/2011.  
  2. Mengetahui pemahaman bahan Aqidah Akhlak pada siswa kelas  VIII MTs Yasin Wates Tahun Pelajaran 2010/2011.  
  3. Mengetahui adanya kekerabatan yang kasatmata antara perilaku tawadhu’ dengan pengertian materi Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Tahun Pelajaran 2010/2011.  
D.  Kegunaan  Penelitian  
Dari hasil observasi ini diharapkan bisa memperlihatkan berita yang memiliki kegunaan serta terang tentang relasi antara sikap Tawadhu’ dengan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs. Yasin Wates  tahun pelajaran 2010/2011. Dari gosip tersebut diperlukan mampu menawarkan faedah secara teoritik dan praktik adalah :
  1. Secara teoritik, diharapkan mampu memberikan bantuan bagi    pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya mampu memperkaya khasanah Dunia Pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.
  2. Secara praktik, Guru dapat mengenali perilaku tawadhu’ dengan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak yang ternyata mempunyai hubungan positif pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates tahun pelajaran 2010/2011. Selanjutnya dari pemahaman tersebut Guru dapat senantiasa memberikan tutorial, dalam membangkitkan perilaku positif pada akseptor asuh.
E.  Penegasan Istilah  
Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan memakai dua variabel, sikap Tawadhu’ sebagai variabel independent dan pemahaman materi Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Tahun Pelajaran 2010/2011 merupakan variabel dependent.

Sikap Tawadhu’ 
Pengertian Sikap
Menurut  Ngalim Purwanto  (1987: 141), Sikap atau yang dalam bahasa Inggris disebut attitude adalah sebuah cara bereaksi kepada suatu perangsang.
Pengertian Tawadhu’ secara bahasa
Secara Etimologi Arab kata, tawadhu’ berasal dari kata (اتضع-تواضع) yang mempunyai arti (merendahkan diri, rendah hati). Selain itu ada kata lain (وضع) yang artinya “ kawasan, letaknya “ (Mahmud  Yunus, 1992: 105)
Tawadhu’ menurut Terminologi
Tawadhu’ berdasarkan Al–Ghozali (1995: 350) adalah mengeluarkan kedudukanmu atau kita dan menganggap orang lain lebih utama dari pada kita.. Tawadhu’ berdasarkan Ahmad Athoilah hakekat tawadhu’ itu yakni sesuatu yang muncul alasannya adalah menyaksikan kebesaran Allah, dan terbukanya sifat-sifat Allah.” (Akhmad Ibnu Atha’illah, 2006: 448).
Indikator Bentuk Tawadhu’
  1. Berbicara santun
  2. Rendah hati
  3. Suka membantu
  4. Patuh kepada orang bau tanah
  5. Patuh kepada pesan yang tersirat guru
  6. Rajin berguru
  7. Dalam berpakaian dia rapi dan sederhana
Pemahaman Materi Aqidah Akhlak 
Pengertian Pemahaman Materi Aqidah Ahlak
Pemahaman (Comprehension) Menurut Rom Here (1996: 70) yakni mengetahui, mengetahui secara pandai atau jeli akan arti dari sebuah situasi atau reaksi. Sedangkan Menurut Mahmud Yunus (1992: 105).   Pemahaman berasal dari bahasa Arab yaitu فهم yang mempunyai arti faham, pemahaman, tahu. Jadi mampu ditarik kesimpulan pengertian (Comprehension) adalah suatu proses menguasai sesuatu dengan pikiran dan mengerti secara makna dan filosofnya.
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2001) “Materi yakni sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan). Makara Pemahaman Materi Aqidah Akhlak yaitu upaya sadar dan bersiklus dalam mempersiapkan penerima latih untuk, mengerti, mengetahui dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku tawadhu’ dalam kehidupan sehari-hari, lewat kegiatan panduan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan adaptasi. Dalam kehidupan masyarakat yang beragam dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan Aqidah di satu sisi dan kenaikan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka merealisasikan kesatuan dan persatuan bangsa.” (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 18).
Indikator Pemahaman Materi Aqidah Akhlak
  1. Memahami Materi yang disampaikan
  2. Dapat menjawab denga tepat pertanyaan yang disampaikan
  3. Sikap dan kepribadianya berganti sesui dengan materi
  4. Dapat melakukan dalam acara sehari-hari
  5. Nilai ulanganya baik
F.  Hipotesis 
Menurut Suharsimi Arikunto ( 1982: 62) hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, ialah ‘Hypo’ yang memiliki arti “di bawah” dan ‘Thesa’ yang artinya “kebenaran”. Dari kedua kata tersebut hipotesis mampu diartikan sebagai sebuah balasan yang bersifat sementara terhadap problem observasi, sampai terbukti lewat data yang terkumpul.

Pengaruh pengertian bahan aqidah budbahasa tidak hanya diukur  dari prestasi akademisnya saja, namun juga dilihat dari sikap dan perilakunya. Maka hipotesis yang penulis kemukakan yakni :
“Terdapat kekerabatan yang signifikan antara perilaku tawadhu’  dengan pemahaman bahan aqidah budbahasa pada siswa kelas VIII Mts Yasin Wates Kecamatan kedungjati kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011". Dengan kata lain makin tinggi  sikap tawadhu’  seorang iswa  maka akan  kian tinggi pula pemahaman  bahan Aqidah Akhlaknya.

G.  Metode Penelitian 
Pendekatan Penelitian
Pendekatan observasi yang digunakan penulis yaitu pendekatan observasi kuantitatif, sebab observasi ini bermaksud untuk menemukan jawaban atas pernyataan yang spesifik dari dua variabel X dan Y.
Variabel X yaitu perilaku tawadhu’, sedangkan Variabel Y pengertian bahan Aqidah Akhlak. 
Populasi dan Sampel 
  1. Populasi. Populasi adalah keseluruhan subyek observasi. (Suharsimi Arikunto, 1989: 102). Adapun yang menjadi populasi dalam observasi ini ialah siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran 2010/2011  yang berjumlah 82 siswa.
  2. Sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (1989: 104), sampel adalah jika akan meneliti sebagian dari populasi maka disebut observasi sampel dan sample yaitu bagian wakil dari populasi yang diteliti.
Sesuai dengan pembatasan di atas untuk itu dikerjakan terhadap beberapa siswa saja yang dianggap sudah memiliki populasi, ialah diambil 51% atau lebih dari jumlah yang ada. Sehingga jumlah sample responden yang diteliti yakni 51% X 82  siswa, yaitu sejumlah 41.82  kemudian penulis bulatkan menjadi 42 siswa yang terdiri atas kelas VIII.A.1 berjumlah 21 siswa, VIII.A.2 berjumlah 21.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dalam pengambilan sampel yakni dengan cara random sampling.
Variabel Penelitian
Suharsimi Arikunto (1989: 97), mendefinisikan variabel selaku gejala yang bermacam-macam atau obyek observasi yang mempunyai kombinasi nilai atau telaah yang diteliti. Dalam observasi ini terdapat dua variabel yakni perilaku Tawadhu’ selaku Variabel X dan pemahaman materi Aqidah Akhlak selaku variabel Y. Untuk menemukan data dari kedua variabel tersebut maka perlu diberikan angket kepada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates selaku responden dalam observasi ini.
Metode Pengumpulan Data
“Setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk menyaksikan apa yang ingin dilihat, mendengar apa yang ingin didengarkan dan melaksanakan apa yang menjadi keinginannya.” (Suharsimi Arikunto, 1989: 197).
Dalam observasi ini penulis memakai tata cara pengumpulan data  lewat Angket. Angket atau kuesioner ialah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk menemukan info dari responden dalam arti laporan pribadinya atau hal yang dia ketahui. (Suharsimi Arikunto, 1989: 139).
Angket disini dipakai sebagai tata cara pokok untuk mendapatkan data tentang perilaku tawadhu’ pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates. Pembagian angket kepada responden sehabis menerima izin dari kepala sekolah. Angket dalam penelitian ini bersifat tertutup, artinya siswa tinggal menentukan balasan yang sudah ditawarkan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi potensi untuk menyusun kalimat jawaban sendiri.
Jika dilihat dari cara menawarkan angket tersebut, maka dalam penelitian ini angket diberikan secara eksklusif terhadap subyek observasi.
Angket dalam penelitian ini memakai tipe opsi dan diberikan secara pribadi terhadap subyek observasi, yaitu anak mendapat data wacana sikap Tawadhu’ dengan pengertian bahan Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs Yasin Wates  Tahun Pelajaran 2010/2011.
Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data statistik. Adapun tahapan analisis serta rumus yang dipakai adalah selaku berikut :
Tahap Analisis Pertama
Data yang diperoleh lalu disusun, kemudian dianalisis. Dengan mengklasifikasikan data yang telah disusun dengan menganalisisnya maka dapat menunjukkan citra yang terang wacana situasi dan obyek yang penulis teliti.
Setelah data terkumpul, maka diberi standar dan diberi tabulasi dalam bentuk table prosentasi untuk data tersebut. Untuk menganalisis data tersebut ialah memakai rumus analisis prosentase selaku berikut :
 dengan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Ked Hubungan Sikap Tawadhu dengan Pemahaman Materi Aqidah AkhlakKeterangan :
P    : Proporsi individu dalam kalangan
F    : Frekuensi
N    : Jumlah subyek keseluruhan


Teknik Analisis Kedua
Kemudian untuk mengenali ada tidaknya hubungan antara kedua variabel adalah variabel sikap tawadhu’ dengan variabel pengertian bahan aqidah adat siswa kelas VIII MTs Yasin Wates Tahun pelajaran 2010/2011. Peneliti menggunakan analisis product moment sebagai berikut:

 dengan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Ked Hubungan Sikap Tawadhu dengan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak 
Keterangan :
rxy    :     Koefisien hubungan variabel x dan y
∑XY    : sigma  (jumlah ) dari perkalian Variabel x  dan y
xy        : Product dari variabel x dan y
∑X        : Jumlah Variabel I (Sikap tawadhu’)
∑y        : Jumlah Variabel II (Pemahaman bahan aqidah adab)
x2        : Nilai perilaku Tawadhu’
y2        : Nilai kekerabatan  pemahaman bahan Aqidah Akhlak
N         : Jumlah responden
H.  Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, sistematikanya penulis susun sebagai berikut :
BAB I    : Berisi PENDAHULUAN yang meliputi : latar belakang problem, pokok masalah, tujuan observasi, kegunaan observasi, definisi Operasional penelitian, hipotesis, metodologi observasi dan sistematika observasi.
BAB II    : Berisi KAJIAN PUSTAKA. Dalam bagian ini meliputi pembahasan tentang kekerabatan pemahaman materi Aqidah Akhlak dan sikap tawadhu’. yang mencakup:
1.    Pengertian sikap tawadhu’
2.    Pemahaman Materi aqidah ahlak
3.    Hubungan sikap tawadhu’ dengan bahan Aqidah ahlak
BAB III    : Membahas tentang  HASIL PENELITIAN yang terdiri atas keadaan biasa , situasi MTs Yasin Wates yang mencakup letak goegrafis, sejarah berdirinya sekolah, kondisi gedung, administrasi, kondisi guru dan keadaan siswa. Selain itu juga berisi laporan hasil angket wacana kekerabatan sikap tawadhu’. dan pengertian bahan Aqidah Akhlak.
BAB IV    : Membahas tentang ANALISIS DATA yang menampung data hasil angket kedua variabel yang disebutkan pada Bab III yang telah dianalisis dalam bentuk skor angka menurut norma yang telah ditentukan. Selanjutnya data kedua variabel tersebut dianalisis dua tahap. Yaitu analisis pertama untuk mencari prosentasi  kombinasi kedua variabel, analisis kedua untuk mencari hubungan kedua variabel dengan rumus product moment untuk pertanda apakah kedua variabel tersebut ada kekerabatan yang kasatmata atau negatif.
BAB V    : Berisi PENUTUP yang mencakup kesimpulan dan saran.


Credit :
Copyright © 2010 Abdul Malik : "Hubungan Sikap Tawadhu’ dengan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas  VIII MTs Yasin Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011".Untuk menerima file lengkap skripsi ini silahkan hubungi penulis skripsi atau contact Admin Blog.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Sambutan Ketua Panitia Perayaan Isra' Mi'raj Dan Maulid Nabi

Free Download Driver Advan Vanbook P1n-45125

Download Modul Didik Pai Dan Bp Kurikulum Merdeka Kelas 5 Sd Mi Lengkap