Motivasi Lansia Melakukan Acara Keagamaan Dalam Mengisi Hari Tua

ABSTRAK

      Sarpitaningtyas, Mardhiana Einggar. 2012. 11108040. Motivasi Lansia Melakukan Aktivitas Keagamaan dalam Mengisi Hari Tua di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Lilik Sriyanti, M.Si.

Kata Kunci: Motivasi Lansia dan Aktivitas Keagamaan

          Lansia ialah usia yang dapat menciptakan seseorang melaksanakan sesuatu mirip anak kecil. Dengan usia yang tidak muda lagi lansia dibutuhkan mampu untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk dirinya sendiri. oleh alasannya adalah itu, penulis menjajal untuk mengangkat “Motivasi Lansia Melakukan Aktivitas Keagamaan dalam Mengisi Hari Tua di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung Tahun 2012”. Penelitian memakai jenis observasi kualitatif. Data yang diperoleh berbentukhasil wawancara, penemuan dokumentasi dan observasi lewat pengamatan. Penelitian dijalankan dengan analisis diskriptif kualitatif adalah dengan cara pengumpulan data, penyajian data, dan menawan kesimpulan menurut hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi.
         Hasil observasi ini digambarkan dengan adanya aktivitas keagamaan yang ada di desa mandisari sangatlah baik, alasannya adalah aktivitasnya sudah berlangsung secara terstruktur. Lalu pada motivasinya antara lain ialah semoga dapat menyebabkan hati mereka tenteram dan damai serta dapat menambah rasa taat kepada Allah. Dalam hal menghadapi ajal mereka kebanyakan dari informan merasa siap alasannya adalah takdir ada di tanggan Allah. Dalam hal kendala dan tujuan mereka merasa bila tujuan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
          Dengan demikian motivasi lansia melaksanakan kegiatan keagamaan dalam mengisi hari tua di dusun dukuh desa Mandisari yang memiliki banyak kegiatan yang berguna untuk semuanya. Penulis berharap biar masyarakat dapat mengambil manfaat dari apa yang dikerjakan, penulis berharap agar penduduk dapat mengisi hari-hari mereka dengan acara yang bermanfaat dan faktual.

Motivasi Lansia Melakukan Aktivitas Keagamaan dalam Mengisi Hari Tua di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan kab. Temanggung Tahun 2012 

Oleh: 
MARDHIANA EINGGAR SARPITANINGTYAS 
111 08 040
Latar Belakang Masalah
          Usia lanjut adalah usia yang tidak akil balig cukup akal lagi, justru bisa dikatakan temuo karena sudah melewati periode-era yang belum terlewati oleh para remaja. Pada dasarnya umur atau usia itu menjadi suatu problematika tersendiri yang hendak dihadapi setiap insan. Setiap orang memiliki pandangan tersendiri tetang meningkatnya usia, ada yang menjadi orang yang lebih taat dari sebelumnya, ada pula yang justru melakukan sesuatu yang mengecewakan semuanya tergantung pada orang itu sendiri dan juga lingkungan ia hidup.
          Usia lanjut ialah sebuah insiden yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa disingkirkan oleh siapapun, tetapi insan mampu berupaya untuk menghalangi kejadiannya. Ada tiga faktor yang perlu diperhitungkan dalam mendefinisikan batas-batas masyarakatlanjut usia, yakni aspek biologi, faktor ekonomi dan faktor sosial (Al-Isawi, 2002).
           Menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (2005), fisik lansia akan mengalami pergantian alami yang tidak mampu dihindari. Cepat atau lambatnya pergeseran dipengaruhi oleh aspek kejiwaan, sosial, ekonomis dan medis. Perubahan akan terlihat pada jaringan dan organ badan antara lain, kulit menjadi kering dan berkeriput, pandangan menurun sebagian atau menyeluruh, telinga juga menyusut, indera perasa menurun, daya penciuman menyusut, tulang keropos, dan mudah patah, elastisitas jaringan paru-paru berkurang dan nafas menjadi pendek, otot jantung melakukan pekerjaan tidak efisien, otak menyusut dan reaksi menjadi  lambat. Perubahan-perubahan tersebut kebanyakan mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang balasannya akan kuat juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara lazim akan kuat pada aktivitas kehidupan sehari-hari. Singkatnya, persoalan yang dialami lansia yang berhubungan dengan kesehatan fisik yaitu rentannya terhadap aneka macam penyakit, alasannya adalah berkurangnya daya tahan badan dalam menghadapi pengaruh dari luar. Penurunan kondisi fisik tersebut akan ikut kuat pada keadaan psikisnya.
          Proses menua merupakan proses yang wajar terjadi pada setiap manusia dan bukan ialah sebuah penyakit. Penuaan juga dapat didefenisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan kesanggupan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengubah dan menjaga fungsi normalnya sehingga lebih rentan terhadap bisul dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Penuaan merupakan proses ilmiah yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan yang ditandai dengan adanya pergeseran-pergantian anatomik, fisiologik dan biomekanis dalam sel tubuh, sehingga mensugesti fungsi sel, jaringan dan organ tubuh.
         Pada usia ini aneka macam kita peroleh orang bau tanah itu yang belum memahami ihwal pendidikan keagamaan yang akan menjadi dasar atau pedoman bagi kehidupan orang tersebut. Penulis banyak sekali melihat bila pada usia yang sudah lanjut mereka justru masih belajar ilmu agama, jika ditanya jawabnya yakni “lha, nek jaman mbiyen ki durung ono seng gawe ngaji nduk, nek arak ngaji ke adoh” begitu balasan dari sebagian orang yang pernah penulis tanya. Kaprikornus mereka mulai mencar ilmu pada usia yang sungguh tidak baik untuk mencar ilmu, kata pepatah ialah mirip menulis diatas air yang mau cepat hilang. Tapi dengan umur yang seperti itu mereka mencar ilmu dengan keras dan semangat, penulis merasa takjub terhadap mereka sebab dengan usia yang tidak lagi muda mereka semangat untuk berguru untuk bekal ke akhirat nanti.
Dengan kesanggupan yang tidak muda lagi mereka siap untuk menjalani kegiatan itu dengan semangat. Mereka siap untuk berguru yang sangat bermanfaat untuk mereka dalam kondisi apapun. Pendidikan pada usia lanjut menurut penulis memang sungguh bermanfaat untuk dipelajari, alasannya adalah mampu menunjukkan pengetahuan baru pada mereka. Pendidikan pada usia ini sungguh membutuhkan perhatian yang hebat, mereka mesti sabar, telaten, teliti, menghormati serta membimbing mereka hingga mereka mengerti. Banyak sekali yang mampu diajarkan pada orang yang sudah berumur ini mirip sholat, mengaji, do’a-do’a dan lain sebagainya.
          Menuntut ilmu itu tidaklah hanya untuk anak atau kaum muda saja, tetapi belajar itu mampu dikerjakan oleh orang yang berumur pula (renta atau lansia ). Seperti dalam sebuah hadits nabi yang memiliki arti :
“tuntutlah ilmu dari dalam kandungan sampai di liang lahat”
"orang yang paling utama diantara manusia yakni orang mukmin yang memiliki ilmu, dimana jika dibutuhkan (orang) ia membawa manfaat atau memberi petunjuk dan ketika sedang tidak diperlukan beliau memperkaya atau memperbesar sendiri pengetahuannya” (HR. Baihaqi) (www.google/Hadist, 08 Mei 2012. 09.31).
           Tetapi menimba ilmu itu lebih diutamakan untuk kaum muda dikarenakan daya ingat kaum lansia itu telah menurun. Lansia atau lanjut usia yakni usia yang sungguh membutuhkan banyak perhatian lebih dari orang yang ada disekitar beliau ataupun dari orang lain.
        Apabila kita memperhatikan isi Al-Alquran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa surat yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, untuk menimba ilmu, agar mereka termasuk menjadi umat yang pintar, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berupaya menciptakan segala ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

اُطْلُبُوااْلعِلْمَ وَلَوْ بِالصِيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ اْلعِلْمُ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ    رواه ابن عبدالبرى

       “Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri cina. Maka sebenarnya mencari ilmu itu keharusan bagi setiap orang Islam pria dan perempuan” (HR. Ibnu Abdul Bari) (UPMA STAIN Salatiga, 2012: 22 ).
Pada masa remaja ini, banyak kita jumpai aktivitas-aktivitas yang mengatasnamakan agama. Buktinya banyak pengajian-pengajian yang diadakan disuatu daerah, baik itu dalam acara akad nikah, khitan, ataupun ada kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Kegiatan keagamaan itupun kini dibungkus dengan program yang modern dan menarik, supaya orang yang mengikuti aktifitas tersebut tidak merasakan jenuh. Sekarangpun banyak pengajian yang diiringi oleh alunan musik yang sering disebut dengan “rebana”. Dalam pengajian pun ada membaca sholawat Nabi bahu-membahu, serta kegiatan keagamaan lainnya.
            Dengan adanya acara-aktivitas keagamaan yang menjadi ciri khas dari suatu kawasan bisa membuat sebuah daerah terkenal dengan suatu ciri itu. Aktivitas-aktivitas keagamaan yang sering terjadi didaerah-daerah ialah pengajian, baik itu pengajian akbar ataupun pengajian berkala . Pengajian ialah sebuah kegiatan yang mampu menciptakan seseorang itu merasa tenteram, senang, memperbesar rasa taat terhadap pemilik alam ini. Pengajian tidaklah harus dilaksanakan didalam masjid saja, pengajian juga mampu berlangsung di lapangan, rumah perseorangan, bahkan mampu juga disekolah. Pengajian itu mengajarkan kita untuk menjalin silaturahmi, karena dengan kita mengikuti suatu pengajian kita dapat bertemu dengan orang lain yang mungkin jarang sekali kita jumpai.
            Pengajian yang ada di desa Mandisari itu terhitung banyak, misalnya setiap hari ahad atau ahad di masjid Raudhotul Mutaqin sekitar jam 06.00 sampai jam 09.00 wib ada pengajian, yang pesertanya kebanyakan lansia yang berasal dari desa mandisari dan sekitarnya. Aktivitas yang ada juga tidak cuma sebatas pengajian rutin setiap hari ahad, tetapi ada yasinan serta ada nariyahan yang beranggotakan masyarakat yang sebagian besar adalah lansia. Tidak cuma itu saja setiap kamis pahing di masjid itu juga ada pengajian, dengan pemberi pengajian tidak cuma dari desa Mandisari. Di desa ini juga ada kegiatan keagamaan yang masih menyangkut dengan tradisi dari para leluhur desa. Aktivitas keagamaan di desa ini berdasarkan penulis sudah mampu terprogram dengan baik.
         Dari urusan tersebut diatas mendorong penulis untuk memilih dan membahas skripsi yang berjudul: “Motivasi Lansia Melakukan Aktivitas Keagamaan dalam Mengisi Hari Tua di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung Tahun 2012”.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang problem di atas, fokus penelitan dalam observasi ini adalah:
  1. Bagaimana aktivitas keagamaan yang dijalankan Lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun  2012 ?
  2. Apakah motivasi lansia dalam melaksanakan aktivitas keagamaan?
  3. Bagaimana kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian ?
  4. Apakah ada tujuan dan hambatan yang dialami dalam mengisi hari renta pada lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012 ?

Definisi Operasional
            Penegasan ungkapan dikemukakan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan pemahaman serta menawarkan gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian yaitu selaku berikut :
  • Motivasi
Motivasi dapat diartikan selaku sebuah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar ataupun tidak sadar untuk melaksanakan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2008). Sedangkan dalam kamus yang serupa dalam bidang psikologi, motivasi diartikan selaku usaha yang mampu mengakibatkan seseorang atau kalangan tertentu tergerak melaksanakan sesuatu karena ingin meraih tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi disini yaitu usaha para lansia dalam memotivasi dirinya sendiri melaksanakan aktivitas keagamaan yang hendak bermanfaat untuk dirinya dikemudian hari. Bahkan mampu berfaedah untuk hari kemudian.
  • Lanjut Usia
Lanjut usia ialah ungkapan tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu diperhitungkan ialah aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN: 1998).
Proses menua (aging) ialah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial ialah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau pergeseran keadaan fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu condong potensial menjadikan problem kesehatan secara biasa (fisik) maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu lanjut usia. Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut memilih lansia dalam melaksanakan pembiasaan diri secara baik atau jelek, akan namun ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa pembiasaan diri yang jelek dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan, itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih rentan dari pada usia madya (Hurlock,1996).
Yang dimaksud dengan lansia disini ialah sekelompok orang atau masyarakat yang telah berumur, mereka melaksanakan acara keagamaan yang dilaksanakan oleh diri sendiri dan orang lain.
  • Aktivitas Keagamaan
Aktivitas keagamaan ialah daya yang ada atau timbul dari sesuatu atau orang, benda atau yang berbentuk akhlak, doktrin atau perbuatan seseorang ( W.J.S. Poerwodarminto, 1976: 73).
Aktivitas yaitu aktivitas, sedangkan aktivitas berasal dari kata giat yang berarti rajin, garang, bersemangat, dan perbuatan perjuangan (W.J.S. Poerwodarminto, 1976 : 10). Keagamaan mampu memiliki arti sifat-sifat yang terdapat dalam agama; segala sesuatu tentang agama (W.J.S. Poerwodarminto, 1976 : 19).
Aktivitas keagamaan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang dikerjakan oleh lansia berkaitan dengan ibadah. Dengan aktivitas keagamaan yang dikerjakan biar dapat membentuk keadaannya menjadi seseorang yang mempuyai kepribadian yang handal dan meningkat .
Aktivitas keagamaan yang mau diteliti mencakup :    
a.    Melaksanakan sholat wajib dan sunnah.(tahajud, hajat, dhuha)
b.    Puasa wajib ataupun sunnah.
c.    Membaca al-qu’an
d.    Berdzikir
e.    Berta’ziyah jika ada kerabat yang meninggal
f.    Memberi sumbangan untuk acara agama
g.    Mengikuti kegiatan pengajian
Sedangkan acara dalam mengisi hari tua adalah :
a.    Cara mengisi hari tua itu sendiri.
b.    Kesiapan para lansia dalam menghadapi maut.
c.    Tujuan mereka melakukan aktivitas keagamaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Sambutan Ketua Panitia Perayaan Isra' Mi'raj Dan Maulid Nabi

Free Download Driver Advan Vanbook P1n-45125

Download Modul Didik Pai Dan Bp Kurikulum Merdeka Kelas 5 Sd Mi Lengkap